CLOSE
Rilis Pertumbuhan Ekonomi China Hari ini Diperkirakan Melejit, Bagaimana Respons IHSG?
Indeks pada perdagangan kemarin ditutup menguat pada level 6080 (0.48%) ditransaksikan senilai Rp 10.18 Triliun dengan volume transaksi 15.5 Miliar lembar saham dimana asing melakukan Aksi Beli Bersih Rp 291.42 Miliar pada beberapa saham LQ45 seperti: TBIG 102.(B) , BBRI 95.4(B) , ANTM 92.6(B) , BBNI 54.7(B) , BBCA 43.2(B) , ASII 23.1(B) , TLKM 21.3(B). Adapun sektor yang menopang laju indeks perdagangan kemarin meliputi sektor Agriculture (2.191%), Trade (1.007%), (0.997%), Manufactur (0.591%), Consumer (0.433%), Infrastructure (0.362%), Finance (0.306%), Property (0.244%), Mining (0.056%), Misc-Ind (0.045%). Pergerakannya cukup mix dimana ketika data ekonomi Indonesia terkait Neraca Perdaganagn, Ekspor dan Impor rilis market juga terlihat memberi respon namun tidak berhasil menguat signifikan. Akan tetapi, pada saat post-closing IHSG mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dimana dari kenaikan tersebut asing tercatat melakukan aksi beli yang cukup signifikan di beberapa saham Bluechip dengan kapitalisasi cukup besar seperti BBCA, BBRI, UNVR, dan juga TLKM sehingga menjadikan indeks yang sebelum pre clossing berada di teritori merah, namun setelah post closing indeks berbalik bergerak keteritori hijau.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangangan kemarin diantaranya adanya rilis data neraca perdagangan Indonesia yang rilis pada pukul 11.00 WIB yang mengalami penurunan dari sebelumya $2.01B menjadi 1.56%, hal ini terjadi karena adanya kenaikan pada ekspor yang cukup signifikan sedangkan untuk impor mengalami kenaikan juga namun lebih kecil dari ekspornya.
Ekspor Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari sebelumnya sebesar 30.47% dari sebelumnya 8.56%, dimana dari struktur ekspornya yang mengalami kenaikan tertinggi terjadi pada golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati yakni sebesar US$ 2886.0 juta dari sebelumnya US$ 1718.9 Juta atau meningkat sebesar 67.90%, sedangkan yang mengalami penurunan tertinggi terjadi pada golongan barang kendaraan dan bagian lainnya yakni sebesar US$ 796.8 juta dari sebelumnya US$ 813.5 juta atau turun sebesar -2.06%. Dari data ini maka dapat disimpulkan bahwa dari sisi Ekspor Indonesia terbanyak merupakan dari golongan barang konsumsi yang merupakan kebutuhan pokok, dibandingkan dengan mesin dan kendaraan lainnya. Jika kita bandingkan antara non migas dan migas, dari sisi ekspor yang mengalami kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok Migas yakni sebesar 38.67%, sedangkan untuk non migas sebesar 30.07%.
Dan terakhir untuk data impornya mengalami kenaikan juga dari sebelumnya sebesar 14.86% menjadi 25.73%. Untuk kenaikan impor sendiri yang mengalami kenaikan tertinggi yakni dari kelompok besi dan baja sebesar 63.34%, dan disusul oleh golongan barang bahan baku lainnya, sedangkan yang mengalami penurunan terdalam terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati. Dari sisi negara, yang mengalami kenaikan impor tertinggi yakni dari Korea Selatan sebesar US$ 461.5 juta. Kenaikan impor ini jika kita bandingkan antara kelompok migas dan non migas, impor migas kenaikannya lebih tinggi dibandingkan dengan non migas yakni sebesar 41.87% sedangkan untuk non migas sebesar 23.52%. Dari sisi penggunaan barang untuk barang konsumsi masih terbilang tinggi diantara bahan baku dan barang modal, dimana untuk barang konsumsi naik sebesar 14.62%, untuk barang modal dan bahan baku masing-masing 11.47% dan 10.16%.
Selain dari domestik, hari ini juga akan rilis data mengenai retail sales dari US yang diprediksi akan mengalami kenaikan dari sebelumnya -3% menjadi 5.9%, dimana kenaikan proyeksi ini juga sejalan dengan angka inflasi US yang telah rilis hari Selasa kemarin yang hasilnya mengalami kenaikan dari sebelumnya sesuai dengan proyeksi market. Sehubungan dengan hal tersebut maka wajar apabila proyeksi untuk data Retail Sales bulan Maret US juga meningkat. Kemudian selain data Retail Sales, dari US juga akan rilis data mengenai klaim pengangguran yang diprediksi mengalami penurunan dari sebelumnya 744.000 menjadi 700.000 menurut consensus Trading Economics dan juga data mengenai Industrial Production dan Manufacturing Production yang diproyeksikan akan mengalami kenaikan juga.
Dari membaiknya data ekonomi US, dimulai dari angka inflasi, Export-Impor Price, IKK, hingga yang akan rilis pada hari ini membuat investor optimis bahwa recovery economy pada tahun ini akan berjalan dengan baik, seiring dengan berjalannya program vaksinasisasi diberbagai negara termasuk US dan Indonesia. Beberapa kebijakan baik moneter maupun fiskal dan juga stimulus dibeberapa sektor industri juga sudah diberikan oleh bank sentral dan pemerintah guna membantu mendorong prekonomian baik secara domestik dimasing-masing negara, maupun secara global pada umumnya.
Pergerakan IHSG akhir-akhir ini juga sebenarnya lebih banyak terpengaruh oleh adanya sentimen dari eksternal, dibandingkan dari domestik itu sendiri. Dari data-data ekonomi yang sudah atau yang akan rilis juga tidak mempunyai dampak yang signifikan karna sudah diprediksi oleh investor. Aksi korporasi beberapa emiten domestik juga menjadi salah satu faktor penggerak IHSG akhir-akhir ini.
Namun, selain beberapa faktor tersebut diatas, ada juga sentimen negatif yang mempengaruhi IHSG yang membuat kenaikannya sering kali tertahan yakni karena adanya kekhawatiran investor akan adanya lonjakan kasus Covid-19 baik secara domestik di Indonesia maupun secara global. Dimana jika kita lihat momentumnya kini sedang bulan puasa (Ramadhan) yang mana biasanya menjelang lebaran akan banyak masyarakat yang melakukan aktivitas mudik, meskipun tahun ini dari pemerintah sendiri sudah memberi larangan untuk aktivitas mudik tersbeut. Namun demikian, tetap saja kekhawatiran investor akan lonjakan kasus Covid-19 dalam periode ini tetap ada.
Secara tekninal, Indeks pada perdagangan kemarin ditutup menguat membentuk pola candle morning star ke level 6079. Ditransaksikan dengan volume yang relatif sepi jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari pedagangan.Indikator stochastic juga nampak terjadi golden cross yang mengindikasikan adanya potensi terjadinya penguatan. Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan menguat pada range pergerakan 6000 - 6100. ASSA, UNVR, BNLI,JPFA,BBRI, ACES, UNVR, RALS
PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71
Jakarta Pusat 10340, Indonesia
Website : www.erdikha.com